Selasa, 03 Desember 2013

Resusitasi Jantung Paru

Syalom bagi semua pembaca-pembaca Blog kami PA Makarios, pada kesempatan kali ini kami akan membagikan atau sedikit menjelaskan tentang bagaimana cara kita melakukan pertolongan pertama pada seseorang yang mengalami kecelakaan.

Nah kali ini kita akan angkat tentang Resusitasi jantung paru (RJP) atau dalam bahasa inggrisnya di sebut dengan Cardiopulmonary resuscitation (CPR).
Ini adalah suatu prosedur gawat darurat yang dilakukan sebagai usaha untuk mempertahankan sirkulasi darah dan pernapasan seseorang secara manual sampai fungsi otak kembali mangatur sirkulasi darah dan pernapasan secara spontan yang terjadi pada kasus  henti jantung, prosedur ini diindikasikan pada korban yang tidak sadar, tidak barespon  dengan tidak ada napas atau bernapas tapi tidak normal. Prosedur ini dapat dilakukan baik di dalam atau di luar rumah sakit.


Yang termasuk dalam resusitasi jantung paru (RJP) adalah kompresi/menekan dada minimal 5cm dan kecepatan minimal100x permenit sebahai usaha menciptakan sirkulasi buatan dengan secara manual memompakan darah melalui jantung. Sebagai tambahan penolong juga memberikan hembusan napas dengan meniupkan pada mulut atau hidung korban atau menggunakan alat yang mendorong udara masuk ke paru-paru korban. Proses ini secara external memberikan ventilasi yang disebut respirasi buatan. Rekomendasi saat ini lebih mengutamakan kompresi yang berkualitas dibanding dengan respirasi buatan. RJP yang disederhanakan hanya meliputi kompresi dada saja untuk yang belum terlatih.


RJP sendiri tidak seperti memulai kembali (restsart) jantung, tujuan utamanya adalah menembalikan sebagian aliran darah yang teroksigenisasi ke otak dan jantung. Tujuannya adalah menunda kematian jaringan dan memperluas kesempatan untuk resusitasi yang sukses tanpa kerusakan permanan pada otak.

MEKANISME PENYAKIT
RJP digunakan pada seseorang yang dalam henti jantung dengan tujuan menghantarkan darah teroksigenisasi dan mempertahankan curah jantung untuk menjaga organ vital tetap hidup. Sirkulasi darah dan oksigennisasi diperluakan untuk membawa oksigen sampai jaringan tubuh. Jaringan otak akan mulai terjadi kerusakan apabila aliran darah terhenti sekitar empat menit dan kerusakan permanen setelah tujuh menit. Apa bila aliran darah terhenti sekitar  satu sampai dua jam maka sel tubuh akan mati. Oleh karena itu RJP umumnya hanya efektif bila dilakukan dalam waktu tujuh menit dari berhentinya aliran darah. Jantung juga kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan irama yang normal. Suhu tubuh yang dingin, yang kadang terjadi pada korban tenggelam, memperlambat waktu bertahannya otak. Setelah terjadinya henti jantung, RJP yang efektif mampu mengsuplai oksigen sampai ke otak untuk menunda kematian otak, dan membuat jantung tetap responsetif terhadap percobaan defibrilasi.

Demikian pembahasan kita pada kali ini kiranya dengan pembahasan ini dapat membantu saudara-saudara yang mungkin saja berada dalam posisi penolong pada korban.

Note:
Mungkin ini bisa menjadi salah satu kepahaman dalam mengikuti kelas MG (master guide).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar